Pages

Kamis, 10 November 2011

DAMPAK BURUK MAKAN BABI

Siapa yang tak kenal Sumanto.  Lelaki asal Purbalingga  yang sempat dikenal sebagai ‘’Kanibal dari Purbalingga’’ ini  telah memakan sedikitnya tiga manusia di Lampung dan kampung halamannya.
Sumanto tak sendirian. Di Jerman, ada warga yang dijuluki ‘’Si Penjagal dari Rottenberg’’. Itulah Armien Meiwes.
Bagaimana sih rasa daging manusia? “Rasanya mirip daging babi,” kata Armien Meiwes. Tapi, ‘’lebih enak daging anjing, tikus, atau kucing,’’ tukas Sumanto. ‘’Kalau daging bocah itu kelihatannya lebih gurih,’’ Sumanto menunjuk anak 12 tahun yang melintas di depannya, saat diperiksa polisi.
Doyan Babi
Sebelum mulai makan manusia, ternyata Meiwes dan Sumanto sama-sama penyuka makan daging babi.
Menurut DR Muladno, ahli genetika molekuler di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, babi memang ‘’mirip’’ manusia. Melalui aplikasi teknologi transgenetika, organ penyusun tubuh babi akan semakin mirip dengan manusia.
Semula, transfer organ babi ke manusia menghadapi kendala karena adanya penolakan oleh immune system tubuh manusia yang disebut Hyper Acute Rejections (HAR). Untuk mengatasi HAR ini, peneliti memindahkan gen manusia ke dalam babi sehingga tercipta babi transgenik.
"Jadi, bila nanti semua gen yang dibutuhkan organ babi tadi untuk bisa diterima tubuh manusia sudah dipindahkan ke babi, babi transgenik itu akan mengandung banyak sekali gen manusia," beber Muladno. Gen-gen itu tadi akan menghasilkan protein, yang merupakan bahan membentuk daging, rambut, organ-organ tubuh, dan lain-lain.
"Itu artinya, babi-babi transgenik dagingnya seperti daging manusia, organ tubuhnya juga mirip manusia,’’ simpul Muladno.
Babi-babi yang ‘’dimanusiakan’’ itu, saat ini barangkali jumlahnya masih terbatas dan terisolir. Tapi, bila karena suatu sebab ia keluar dari isolasi lalu kawin dengan babi biasa, dunia niscaya akan dipenuhi babi ‘’jejadian’’. Sebab, setelah bunting 16 bulan, seekor betina babi sanggup melahirkan 12-18 ekor genjik.  Menurut Muladno, keturunan babi biasa dan transgenik, tidak bisa dibedakan secara fisik. Artinya, itu akan membenarkan pengakuan Armien Meiwes, bahwa daging babi rasanya seperti daging manusia. Memakan babi seperti makan manusia, dan sebaliknya pula.
 Sifat Binatang
Menurut hasil penelitian, pemakan babi lama-lama akan ‘’mewarisi’’ sifat-sifat babi. Pemakan babi, dari satu generasi ke generasi berikutnya, menjadi hilang sifat manusianya, hilang decorum (rasa malunya) dan lambat laun menyerupai sifat babi sama sekali. 



Pemakan babi lama-lama akan ‘’mewarisi’’ sifat-sifat babi; Hilang sifat manusianya, hilang decorum (rasa malu)-nya, dan lambat laun menyerupai sifat babi sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar